Jumat, September 13, 2013

Hargai Delai Mencekik

TAHUNAN- Sejumlah pembuat tahu dan tempe di Kabupaten Jepara memilih menaikan harga tahu dan memperkecil ukuran tempe. Langkah tersebut diambil untuk mensiasati melonjaknya harga kedelai.

“Harga kedelai ngajak kere. Terpaksa harga tahu dinaikan, karena kalau tidak dinaikan bisa-bisa bangkrut,” ujar Sinom, pembuat sekaligus penjual tahu di pasar tradisional Tahunan Kabupaten Jepara, Selasa (10/9).

Lebih lanjut Sinom menyampaikan, gara-gara melonjaknya harga kedelai yang menembus harga Rp. 10 ribu per kilogram membuatnya menutup usaha pembuatan tahu miliknya di Desa Langon Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara.

“Sudah seminggu ini tidak membuat tahu. Ini jualan tahu dan tempe bukan milik saya sendiri, tapi beli dari orang lain,” ujar Sinom.

“Ibaratnya dulu sebelum harga kedelai naik bisa mendapatkan unuk Rp. 10 ribu, tapi sekarang untungnya hanya Rp. 5 ribu.” Imbuh Sinom sembari melayani pembeli.

Jika untuk mensiasati naiknya harga bahan baku harga jual tahu dinaikan, tapi untuk harga jual tempe masih tetap. Namun, ukuran tempe yang diproduksi dibuat lebih kecil dari biasanya.

“Kalau harga tempe masih tetap, tapi ukurannya kecil-kecil. Sedangkan harga tahu naik, lha nanti kalau tahunya tidak habis tinggal dikasih air terus ditutup rapat-rapat esoknya dijual lagi,” papar Sinom.

Saat ini untuk satu ember tahu berisi 300 potong tahu kualitas nomor wahid harganya mencapai Rp. 65 ribu. Padahal biasanya hanya Rp. 50 ribu. Sedangkan harga satu kemasan kecil tahu isi 10 potong, saat ini harganya Rp. 6 ribu. Harga tersebut naik Rp. 2 ribu dari harga biasanya, yaitu Rp. 4 ribu.

“Biasanya sehari bisa menjual sedikitnya 10 ember tahu, sekarang menjual 8 ember saja terkadang tidak habis,” pungkas Sinom.


untuk melihat sumber klik disini
thumbnail
Judul: Hargai Delai Mencekik
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Produk Terkait Seputar Jepara :

0 komentar :

Posting Komentar

 
Template Credit to Bamz